Artinya: "Sesungguhnya orang-orang yang membenci kamu dialah yang terputus." (QS. Al Kautsar: 3)
Bersyukur atas nikmat agung dengan diutusnya Kanjeng Nabi Muhammad saw di seantero jagad sebagai rahmat umat di dunia hingga akherat. Pantas saja Allah dan ditaati para malaikat memberi shalawat kepada Beliau. Dengan demikian sebagai umatnya patutlah mengikuti perintah Allah yang diikuti para malaikat untuk memberi shalawat kepada Rasulullah saw.
Di samping bersalawat secara lisan dan hati, yang penting lagi adalah "memfotokopi" sebisa mungkin segala prilaku, ucapan dan perbuatan yang beliau lakukan untuk dilaksanakan dalam tindakan sehari-hari. Sebab hanya dengan "foto kopian" yang telah mendapat "legalisir" Rasulullah saw saja yang akan diakui di hari kiamat dan setempel-setempel lain akan ditolak. Sehingga segala perkara tanpa "stempel" dari beliau apalagi yang tidak mengakui bahkan yang membenci Nabi saw dan ajarannya akan terputus dari keluarga Nabi saw. Sebagaimana Firman Allah swt: "Sesungguhnya orang-orang yang membenci kamu dialah yang terputus."
Orang-orang yang Terputus
Abtar (terputus) menurut ahli bahasa adalah orang laki-laki yang tidak memiliki anak. Siapakah gerangan yang dimaksud dengan orang-orang yang terputus ini. Pengertian terputus menurut Ibnu Katsir yang mengutip pendapat dari para mufassir seperti Ibnu Abbas adalah sebagai berikut:
Orang-orang yang Terputus
Abtar (terputus) menurut ahli bahasa adalah orang laki-laki yang tidak memiliki anak. Siapakah gerangan yang dimaksud dengan orang-orang yang terputus ini. Pengertian terputus menurut Ibnu Katsir yang mengutip pendapat dari para mufassir seperti Ibnu Abbas adalah sebagai berikut:
إنَّ مُبْغَضَكَ يَا مُحَمَّدْ وَمُبْغِضَ جِئْتَ بِهِ مِنَ الْهُدَى وَالْحَقِّ وَالْبُرْهَانِ السّّاطِعِ وَالنُّوْرِ الْمُبِيْنِ هُوَ اْلأْبْتَرُ
Artinya: Sesungguhnya orang yang dimaksud Abtar (terputus) adalah mereka yang membeci Nabi Muhammad saw. Mereka membenci segala yang didatangkan oleh Nabi saw: misalnya petunjuk, perkara yang hak, penerangan yang jelas, nur Ilahi, dan cahaya kebenaran.
Orang-orang kafir Quraisy suka sekali mencemooh Rasulullah saw dengan sebutan Muhammad Abtar!. Maksudnya Nabi yang tidak memiliki keturunan laki-laki Sehingga turunlah surat al Ashr. Adapun menurut Muhammad bin Ishaq yang bersumber dari Yazid bin Ruman, ayat ini pertama kali diturunkan berkaitan dengan Al Ash bin Wail ketika mencemooh nabi sebagai Rojulun Abtar! (Lelaki yang terputus).
Orang-orang kafir Quraisy suka sekali mencemooh Rasulullah saw dengan sebutan Muhammad Abtar!. Maksudnya Nabi yang tidak memiliki keturunan laki-laki Sehingga turunlah surat al Ashr. Adapun menurut Muhammad bin Ishaq yang bersumber dari Yazid bin Ruman, ayat ini pertama kali diturunkan berkaitan dengan Al Ash bin Wail ketika mencemooh nabi sebagai Rojulun Abtar! (Lelaki yang terputus).
Menurut Ibnu Abbas dan Ikrimah diturunkannya ayat ini berkaitan dengan ejekan orang kafir quraisy seperti Ka'ab bin Asyraf dan kawan-kawannya. Namun menurut Al Bazzar lain lagi: Ayat ini berkaitan ejekan Abu Lahab kepada Nabi saw karena kematian putera Nabi saw: Qasim di Mekkah dan Ibrahim di Madinah.
Dari penjelasan para mufassir tersebut tampak jelas sekali bahwa orang-orang kafir quraisy ramai-ramai membenci dan mengejek Rasulullah saw dengan sebutan abtar. Karena itu seyogyanya kita sebagai umat Rasulullah saw dalam bersalawat hendaknya mesti diikuti dengan وعلى اله واصحابه اجمعين atau cukup ditambah dengan lafad وعلى آله . Sebab dengan menambahkan lafaz wa'alaa alihi (dan atas keluarga Nabi saw) berarti kita tidak ikut-ikutan menyebut Nabi sebagai Abtar!.
Keluarga Rasulullah saw.
Keluarga Rasulullah saw.
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم فَاطِمَةُ مُضْغَةٌ مِنِّي يَقْبِضُنِي مَا قَبَضَهَا وَيَبْسُطُنِي مَا بَسَطَهَا وَإِنَّ الْأَنْسَابَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ تَنْقَطِعُ غَيْرَ نَسَبِي وَسَبَبِي.
Artinya: "Sesungguhnya Fatimah adalah darah dagingku. Apa yang ia miliki adalah berasal dariku, dan anak keturunan yang berasal darinya adalah juga berasal dariku. Sesungguhnya semua keturunan akan terputus pada hari kiamat kecuali keturunanku dan sabab-ku…" (Sunan Imam Ahmad hadits no: 18167)
Faktor Nasab
Pendapat orang quraisy bahwa Nabi saw itu terputus (abtar) karena tidak berketurunan dibantah al qur'an bahwa yang terputus adalah mereka sendiri karena membenci Nabi saw dan ajarannya. Dari hadits tersebut secara tegas Nabi mengungkap bahwa keluarga Rasululullah saw yaitu Siti Fatimah ra satu-satunya darah-daging beliau yang akan beranak-cucu hingga akhir zaman. Inilah keluarga secara Nasabi.
Jadi, nasabi adalah keluarga secara langsung yang beranak-curu seterusnya. Siapakah yang bersambung secara nasab kepada Rasulullah saw? Mereka adalah para dzurriyah (keluarga Nabi saw) yang berasal dari Siti Fathimah ra.
Sebutan untuk mereka para dzurriyah (keluarga Nabi saw) cukup banyak misalnya Ahlul bait, Habib, Sayyid, Syarif/Syarifah, Andi, Sidi dll, untuk masing-masing daerah berbeda-beda yang disebabkan karena faktor represif dari kaum penjajah waktu itu.
Para keluarga Rasulullah saw dari sisi kepemerintahan selalu dijadikan masyarakat kelas II sehingga tidak jarang dari dulu hingga sekarang (sejarah banyak mengulas) bahwa keluarga Nabi saw selalu dikejar-kejar dan tidak jarang dijadikan obyek penyerangan. Padahal dalam catatan sejarah membuktikan bahwa mereka adalah banyak yang menjadi para aulia, para pemimpin agama dan penyiar agama di seantero jagad bumi ini. Untuk Indonesia para wali itu semuanya bersambung kepada Nabi saw. (selengkapnya, lihat buku sejarah wali, susuhunan, Habaib dll di Indonesia, Thariq Shehab, tersedia di TQN Kali Pasir)
Faktor Sabab
Dalam hadits di atas dengan tegas Rasulullah saw bersabda: "Sesungguhnya semua keturunan akan terputus pada hari kiamat kecuali keluargaku dan sabab-ku…"
Dalam hadits di atas dengan tegas Rasulullah saw bersabda: "Sesungguhnya semua keturunan akan terputus pada hari kiamat kecuali keluargaku dan sabab-ku…"
Menjadi keluarga Nabi saw walaupun bukan asli keturunannya, ternyata bisa! Hadits di atas telah membuktikan hal itu. Maka dengan demikian keluarga Nabi saw, secara umum juga termasuk keluarga beliau dari sisi Sabab.
Segala penyebab yang menjadi kerangka berpikir atau bertindak, baik dalam visi maupun misi yang menjadi landasan hidup dan berpikir, baik pribadi maupun organisasi, lembaga pendidikan Islam sekalipun atau lembaga sosial dan pendidikan lainnya, semuanya terputus di tengah jalan ketika menuju akhirat. Hal ini terjadi karena tidak berdasarkan tuntunan Rasulullah saw. Padahal jika disandarkan dan mengikuti tuntunan dari Rasul saw, niscaya dengan sendirinya telah menjadi anggota keluarga Rasul saw. Karena itu boleh jadi faktor 'sababi' ini ibarat memperoleh 'legalisir' dan 'stempel' yang sah dari Rasulullah saw terhadap segala tindakan.
Karena itu bagaimana upaya mendapatkan 'stempel' dari beliau dalam setiap prilaku kita, dan kepada siapa kita mesti mencari "fotokopian" tersebut agar upaya kita dalam beragama tidak terputus di tengah jalan menuju akhirat dengan selamat. Boleh jadi langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:
Pertama: Sumber Dokumen
Untuk memperoleh dokumen asli ini tentunya dipegang oleh orang-orang yang menjadi keluarganya dan orang-orang yang dekat beliau. Para sahabat adalah mereka yang merekam semuanya. Kemudian diikuti oleh para pengikutnya hingga sekarang. Warisan dokumen ini adalah dipegang oleh ulama sebab mereka adalah pewaris ilmu dari Nabi.
Untuk memperoleh dokumen asli ini tentunya dipegang oleh orang-orang yang menjadi keluarganya dan orang-orang yang dekat beliau. Para sahabat adalah mereka yang merekam semuanya. Kemudian diikuti oleh para pengikutnya hingga sekarang. Warisan dokumen ini adalah dipegang oleh ulama sebab mereka adalah pewaris ilmu dari Nabi.
Dalam hadits riwayat Bukhari-Muslim menyatakan bahwa, Rasulullah saw tidak mewarisi harta benda melainkan ilmu. Artinya boleh jadi, kepada merekalah dokumen asli ini dipegang. Dan seyogyanya kita mencintai, mendekati dan hidup bersama mereka dalam untuk dibina dan dibimbing, agar bisa mengenal Allah dan Rasul-Nya sekaligus mencintainya. Wallahu A'lam (MK)
No comments:
Post a Comment